Tahun 2025 menjadi periode penting dalam dinamika geopolitik Asia Tenggara 2025. Persaingan global antara Amerika Serikat dan Tiongkok semakin memanas, sementara isu keamanan, perdagangan, dan energi menjadi perhatian utama kawasan. Indonesia, sebagai negara terbesar di Asia Tenggara, memainkan peran strategis dalam menjaga stabilitas sekaligus memperkuat posisinya di panggung internasional.
Persaingan Global di Kawasan
Asia Tenggara kini menjadi ajang perebutan pengaruh dua kekuatan besar dunia: Amerika Serikat dan Tiongkok. Infrastruktur, teknologi, dan investasi menjadi senjata utama dalam persaingan geopolitik ini.
Menurut CNN Indonesia, proyek infrastruktur Belt and Road Initiative (BRI) Tiongkok semakin masif, sementara AS memperkuat aliansi melalui kerja sama keamanan dengan beberapa negara ASEAN.
(Baca juga: Politik Indonesia 2025: Dinamika Koalisi & Kebijakan Baru)
Peran Sentral Indonesia
Geopolitik Asia Tenggara 2025 tidak bisa dilepaskan dari posisi Indonesia. Sebagai anggota G20 dan ASEAN, Indonesia berperan sebagai penengah dalam menjaga keseimbangan kekuatan.
Indonesia mendorong diplomasi aktif melalui forum ASEAN, sekaligus mengedepankan kerja sama ekonomi hijau, keamanan maritim, dan transformasi digital. Menurut Tempo, Indonesia berhasil memperkuat citra sebagai “bridge builder” di kawasan.
Isu Keamanan dan Maritim
Laut China Selatan masih menjadi titik panas geopolitik Asia Tenggara. Sengketa wilayah memunculkan ketegangan antara beberapa negara ASEAN dengan Tiongkok.
Indonesia, meski bukan pihak utama dalam sengketa, tetap menekankan pentingnya hukum laut internasional (UNCLOS) dan menjaga kebebasan navigasi. Posisi strategis Indonesia di jalur perdagangan dunia membuat isu ini krusial bagi stabilitas ekonomi kawasan.
Ekonomi dan Energi
Selain keamanan, isu ekonomi dan energi juga menjadi fokus utama. Asia Tenggara diproyeksikan menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi global pada 2025.
Indonesia mendorong diversifikasi energi, termasuk pengembangan energi terbarukan, untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Hal ini juga sejalan dengan target pembangunan berkelanjutan.
(Baca juga: Lingkungan Indonesia 2025: Ekonomi vs Krisis Iklim)
Tantangan ke Depan
Meski peran Indonesia semakin penting, tantangan besar tetap ada. Persaingan global berpotensi menyeret kawasan dalam konflik, sementara ketimpangan ekonomi antar negara ASEAN masih menjadi masalah.
Indonesia dituntut konsisten menjalankan diplomasi bebas-aktif dengan tetap mengutamakan kepentingan nasional dan regional.
Kesimpulan
Geopolitik Asia Tenggara 2025 menempatkan Indonesia sebagai pemain kunci di tengah persaingan global. Dengan diplomasi aktif, kerja sama ekonomi, dan komitmen menjaga stabilitas, Indonesia berpeluang memperkuat posisinya sebagai kekuatan utama kawasan sekaligus mitra strategis dunia.